BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Pembahasan materi tentang paragraf yang kita kenal selama ini di sekolah
dasar dan sekolah menengah sudah cukup jelas jika kita menyimak dengan baik
materi yang disampaikan oleh Pengajar Bahasa Indonesia pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah dahulu. Selama ini dalam membuat suatu paragraph ketika
membuat essay atau karangan sudah dilaksanakan dengan cukup baik di kalangan
mahasiswa. Namun masih ada rekan rekan yang belum tahu detail dari makna
paragraph dan bagaimana cara untuk membuat paragraph yang baik. Mereka hanya
tahu paragraph itu adalah kumpulan kalimat yang diawali oleh kalimat yang
menjorok ke dalam sebagai awalannya. Fakta tersebut merupakan salah satu
penyebab masalah ini diangkat di makalah ini.
Dalam membuat suatu paragraf kita
harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf.
Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang
lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis
dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Disini kita di tuntut agar
mampu membuat suatu paragraph dengan baik dan benar sesuai dengan kaedahnya.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas, dapat dirumuskan rumusan permasalahan sebagai berikut:
a.
Apa pengertian dari Paragraf?
b.
Bagaimana Jenis-jenis Paragraf?
c.
Bagaimana Syarat-syarat Pembentukan Paragraf?
d.
Apa saja Asas-asas Paragraf yang Baik?
e.
Bagaimana Teknik Pengembangan Paragraf?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Untuk
mengetahui dan memahami pengertian paragraf.
b. Untuk
memahami Jenis-jenis Paragraf dan
Syarat-syarat Pembentukan Paragraf.
c. Memahami
Asas-asas Paragraf yang Baik.
d. Memahami
Proses Teknik Pengembangan Paragraf.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
a.
Dapat memberikan
informasi-informasi penting yang tentunya bermanfaat bagi para calon
pengajar sehingga tahu lebih detail mengenai Paragraf.
b.
Menambah wawasan atau pengetahuan kita tentang Paragraf sehingga berguna dan untuk
bekal kita sebagai calon pendidik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
paragraf
A.
Pengertian
Paragraf disebut
juga alinea. Kata paragraf diserap dalam bahasa Indoensia dari bahasa Inggris paragraph,
sedangkan alinea diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri berasal dari
bahasa latina lenia yang
berarti ‘mulai dari baris baru’. Adapun bahasa Inggris paragraph berasal
dari bahasa Yunani para yang
berarti ‘sebelum’ dan grafein yang
berarti ‘menulis; menggores’. Pada mulanya paragraf atau alenia tidak
dituliskan terpisah dengan mulai garis baru seperti yang kita kenal sekarang,
tetapi dituliskan menyatu dalam sebuah teks dengan menggunakan tanda sebagai
ciri awal paragraf (Sakri 1992:1).
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan
suatu gagasan atau topik. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang
memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas
sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari
dua buah kalimat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih
dari lima buah kalimat. Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat, tidak
satu pun dari kalimat-kalimat itu yang membicarakan soal lain. Seluruh paragraf
memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan
masalah itu (Arifin 1988:125). Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan
yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta
merupakan satu kesatuan pikiran. Berikut ini contoh sebuah paragraf:
Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu bahasa tulis dan lisan. Bahasa tulis ialah bahasa yang dituliskan
atau dicetak, berupa karangan, sedangkan bahasa lisan ialah bahasa yang
diucapkan atau dituturkan, berupa pidato atau percakapan. Dalam bahasa tulis
paragraf merupakan bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan merupakan
bagian dari suatu tuturan.
Paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat. Semua
kalimat itu membicarakan soal bahasa tulis dan lisan. Oleh karena itu, topik
paragraf itu adalah masalah bahasa. Dalam tulisan-tulisan lain kita juga akan
menjumpai topik paragraf yang lain pula. Topik-topik paragraf adalah pikiran
utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat
pada pikiran utama. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok pembicaraan. Karena
itu, pikiran utama disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan
demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf itulah topik
paragraf.
B.
Berikut ini adalah ciri-ciri paragraf:
·
Kalimat pertama bertakuk (block style) ke dalam lima ketukan
spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk
jenis karangan ilmiah formal, misalnya: makalah, skripsi, desertasi, dll.
Karangan berbentuk lurus dan tidak bertakuk ditandai dengan jarak spasi
merenggang, satu spasi lebih banyak daripada antar baris lainnya
·
Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang
dinyatakan dalam kalimat topik
·
Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan
selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan,
menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik
·
Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang
dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail - detail kalimat
topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat - kalimat topik. Paragraf hanya besiri
satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas
berisi detail yang sangat spesifik, dan tidak mengulang pikiran penjelas
lainnya.
C. Fungsi paragraph
·
Kejelasan gagasan (tema) dalam paragraf.
Maksudnya, penulisan dapat menjelaskan atau menguraikan, penulis dapat menjelaskan atau menguraikan, yaitu suatu gagasan (tema) dimulai dan berakhir dalam paragraf.
Maksudnya, penulisan dapat menjelaskan atau menguraikan, penulis dapat menjelaskan atau menguraikan, yaitu suatu gagasan (tema) dimulai dan berakhir dalam paragraf.
·
Pengonsentrasian pikiran pada gagasan melalui
perhentian.
Maksudnya, perhentian di akhir paragraf dapat lebih lama dilakukan pembaca agar dapat terkonsentrasi pada gagasan karangan itu.
Maksudnya, perhentian di akhir paragraf dapat lebih lama dilakukan pembaca agar dapat terkonsentrasi pada gagasan karangan itu.
·
Keindahan karangan itu.
2.2 JENIS
– JENIS PARAGRAF
A.
Jenis Paragraf
Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat
utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan
letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan
kawan-kawan(1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama
dalam paragraf.
(a)
Paragraf
Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama.
Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan
kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan
dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Dengan cara
menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan
pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa
disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
(b)
Paragraf
Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-enjelasan atau
perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf
ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke
hal yang umum.
(c)
Paragraf Gabungan
atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan
kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok.
Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama,
bukan dua. Contoh paragraf campuran seperti
dikemukakan oleh Keraf (1989:73):
Sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat di sini ialah
bahwasanya tiap bahasa mempunyai sistem. Ungkapan yang khusus pula,
masing-masing lepas terpisah dan tidak bergantung dari yang lain. Sistem
ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam
pikiran bangsa yang memiliki bahasa itu kerangka pikiran yang saya sebut di
atas. Oleh karena itu janganlah kecewa apabila bahasa Indonesia tidak
membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam sistem kata kerjanya,
gugus fonem juga tertentu polanya, dan sebagainya. Bahasa Inggris tidak
mengenal “unggah-ungguh”. Bahasa Zulu tidak mempunyai kata yang berarti
“lembu”, tetapi ada kata yang berarti “lembu putih”, “lembu merah”, dan
sebagainya. Secara teknis para linguis mengatakan bahwa tiap bahasa mempunyai
sistem fonologi, sistem gramatikal, serta pola semantik yang khusus.
(d)
Paragraf
Tanpa Kalimat Utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama
tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa
digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda
cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan
jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di
pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk
desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk cendawan membubung
tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan
terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf,
1980:74)
Sukar sekali
untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh
paragraf bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting
dari yang lain. Semuanya sama penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari
paragraf tersebut.
B.
Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
·
Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi
adalah paragraf yang berisi ide/gagasan dengan diikuti alasan yang kuat untuk
menyakinkan pembaca
Ciri-ciri
paragraf argumentasi
- bersifat nonfiksi /ilmiah
- bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran
- dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, gambar dll
- ditutup dengan kesimpulan
Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi
POLA PENGEMBANGAN SEBAB – AKIBAT adalah
paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai
sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai
efek akibat.Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan
dll.
POLA PENGEMBANGAN AKIBAT- SEBAB adalah
paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai
akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah
menimbulkan akibat tadi.
Contoh
Paragraf Argumentasi
1. Pola pengembangan sebab-akibat
Pencemaran lingkungan
hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar. Pencemaran
itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin
banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan
prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan .
Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Misalnya
udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri
atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran
air tersumbat oleh sampah.
2. Pola pengembangan akibat-sebab
Jumlah anak jalanan di
kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan
utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara
mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan
hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan
cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis
ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab
kesulitan hidup di segala sektor/bidang.
·
Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi
adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan tujuan agar
pembaca seakan-akan bisa melihat, mendengar, atau merasakan sendiri semua yang
ditulis oleh penulis
Ciri-ciri Paragraf Deskripsi
(a)
Menggambarkan /melukiskan objek tertentu (orang,
tempat, keindahan alam dll)
(b)
Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat sendiri
objek
Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi
1.
Deskripsi objektif adalah paragraf deskripsi yang
dalam penggambaran objeknya tidak disertai dengan opini penulis
2. Deskripsi
subjektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya disertai
dengan opini penulis
3. Deskripsi
spasial adalah paragraf yang menggambarkan objek secara detail khususnya
ruangan, benda,atau tempat
4. Deskripsi
waktu adalah paragraf yang dikembangkan berdasarkan waktu peristiwa cerita
tersebut
Contoh
Paragraf Deskripsi
- Lapisan ozon menipis. Hutan-hutan tropis mulai meranggas. Gurun makin luas. Akibatnya suhu bumi meningkat, cuaca tidak menentu, dan bencana alam makin sering datang. Kesimpulannya, bumi makin kritis. Siapa sesungguhnya yang berperan dalam menjadikan planet bumi ini menjadi demikian ? Jawabnya tentu manusia sendiri! (Deskripsi subjektif)
2. Dia memakai rok
panjang warna cokelat. Betapa sesuai benar dengan warna blus panjangnya. Rok
dan blusnya seakan-akan menambah keanggunan pribadinya. Jalannya sungguh santun
memikat hati orang yang memandang ( Deskripsi subjektif)
3. Pantai Nusa Penida
memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi wisatawan yang
mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota. Pohon-pohonnya
rindang. Bentangan lautnya luas. Bagi penyelam , Pantai Nusa Penida juga
menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemda Bali harus menata
dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai tujuan wisata alternatif( Deskripsi
objektif/tempat )
4. Jika diumpamakan
permata, pesona pantai Nusa Penida bak mutiara yang memantulkan cahaya putih
kekuning-kuningan, namun jika diibaratkan gadis maka pesonanya laksana sosok
perawan kencur. Kiasan tersebut sepintas memang kedengarannya seperti
berlebihan, namun itulah sesungguhnya kata yang paling tepat untuk
menggambarkan pesona alam Pantai Nusa penida. (Deskripsi subjektif/tempat)
5. Dalam
waktu yang tidak lama. Aku mencoba melirik orang-orang di sekelilingku. Di
sebelah kiriku, seorang gadis cantik berambut panjang. Sambil melirik,
kuperhatikan dia. Gadis itu berambut pirang, berkulit kuning, dan berbibir
tipis ( deskripsi objektif)
6. Tidak lama.
Dengan rasa penasaran, kucoba melirik orang-orang di sekelilingku. Di sebelah
kiriku, seorang gadis berambut panjang menarik hatiku. Sambil melirik,
kuperhatikan dia. Rambutnya pirang, rambutnya kuning indah, matanya memandang
sayu, ditambah dengan bibirnya yang tipis, dia membuat jantungku berdetak
hebat. Rasanya, aku mengenalnya. Tapi di mana ? (deskripsi subjektif)
7. Sungai ciliwung
terletak di Jakarta. Sungai ini mengalir di seluruh Jakarta. Sayangnya, Sungai
Ciliwung dipenuhi tumpukan sampah. Tumpukan sampah di sungai dihinggapi lalat.
Lalat-lalat itu selalu berterbangan ke perumahan warga dan membawa berbagai
macam penyakit. Selain itu tumpukan sampah juga menebarkan bau yang sangat
menyengat. Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan (Deskripsi spasial)
·
Paragraf Ekspositif/Eksposisi
Paragraf ekspositif
adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan menerangkan sesuatu permasalahan
kepada pembaca agar pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang
sesuatu permasalahan yang dimaksud pengarang
Ciri-ciri
paragraph Eksposisi
- bersifat nonfiksi/ilmiah
- bertujuan menjelaskan/memaparkan
- berdasarkan fakta
- tidak bermaksud mempengaruhi
Pola Pengembangan Paragraf Eksposisi
– pola umum-khusus (deduksi)
Adalah paragraf yang dimulai dari hal –hal
yang bersifat umum kemudian menjelaskan dengan kalimat –kalimat pendukung yang
khusus
- pola khusus-umum (induksi)
Adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal
yang bersifat khusus kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat
umum
- pola perbandingan
Adalah paragraf yang
membandingkan dengan hal yang lain, berdasarkan unsur kesamaan dan perbedaan,
kerugian dengan keuntungan, kelebihan dengan kekurangan. Kata hubung (jika
dibandingkan dengan, seperti halnya,demikian juga, sama dengan,selaras
dengan,sesuai dengan)
- pola pertentangan/kontras
Adalah paragraf yang
mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung (biarpun,
walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya, melainkan, namun,
meskipun begitu)
- pola analogi
Adalah paragraf yang
menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua hal yang berlainan kelasnya tetapi
tetap memperhatikan kesamaan segi /fungsi dari kedua hal tadi sebagai ilustrasi
- pola pengembangan proses
Adalah pola pengembangan
paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun berdasarkan urutan proses
terjadinya sesuatu
- pola pengembangan klasifikasi
Adalah pola pengembangan
paragraf dengan cara mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai
kesamaan-kesamaan tertentu
- pola pengembangan contoh/ilustrasi
Adalah paragraf yang
berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya uraian yang bersifat
abstrak. Kata penghubung (contohnya, umpamanya,misalnya)
- pola pengembangan difinisi
Adalah paragraf yang
berupa pengertian atau istilah yang terkandung dalam kalimat topik memerlukan
penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya dilengkapi oleh pembaca
- pola sebab akibat
Adalah pola pengembangan
dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai
perincian pengembangannya. Atau sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama,
sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab
sebagai perinciannya
Contoh
paragraph Eksposisi
1. Ozone therapy adalah pengobatan
suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi
ke dalam tubuh melalui darah.Ozone therapy merupakan terapi yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita
derita maupun sebagai pencegah penyakit.(pola pengembangan definisi)
2. Sampai hari ke-8, bantuan untuk
para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah
Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa
Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga.
Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan
dibalik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan
pemerintah kurang merata. (pola pengembangan contoh)
3. Pemerintah akan memberikan
bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau
bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak
ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak sedang
mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan
sekitar 30 juta . Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa
setempat dengan pengawalan dari pihak LSM (pola pengembangan klasifikasi)
4. Struktur suatu karangan atau buku
pada hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan
menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat
diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub – bab, dan paragraf. Tubuh karangan
sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan, sub-bab sebanding dengan
ranting, dan paragraf sebanding dengan daun.(pola pengembangan analogi)
5.Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan
suci seperti kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan
yang diterimanya seperti kertas dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan
keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik seperti kertas yang terisi
dengan hal-hal yang bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.Jadi, membentuk
kepribadian baik seorang anak ibarat menulisi kertas putih dengan hal-hal yang
bermanfaat (analogi)
6. Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan
nilai yang ingin ditanamkan paa diri anak dan lebih memperhatikan kebutuhan
pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti perubahan selera pasar.
Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para
pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan ritme yang
sederhana, seperti dalam kehidupan anak-anak itu sendiri. (pola pengembangan
perbandingan)
·
Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif
adalah paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca
agar melaksanakan /menerima keinginan penulis
Ciri-ciri Paragraf Persuasif
- ada fakta/bukti untuk
mempengaruhi/membujuk pembaca
- bertujuan mendorong, mempengaruhi dan
membujuk pembaca
- menggunakan bahasa secara menarik untuk
memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca
Contoh Paragraf Persuasif
1. Beras organik lebih menguntungkan
daripada beras nonorganik . Mutu beras organik lebih sehat , awet, dan lebih
enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak
menggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga
lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan keuntungan 34 % dari biaya
prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari
biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar
lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.
2. Tidak dapat disangkal bahwa
praktik berpidato menjadi semacam “obat kuat’ untuk membangun rasa percaya
diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa
digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama
untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakn
praktik berpidato agar kita segera memperoleh keterampilan atau bahkan
kemahiran berpidato.
·
Paragraf
Naratif
Paragraf naratif
adalah suatu bentuk paragraf yang menceritakan
serangkaian peristiwa yang disusun menurut urutan waktu
terjadinya
Ciri-ciri
paragraf naratif
- Ada tokoh, tempat, waktu, dan suasana
yang diceritakan
- Mementingkan urutan waktu maupun urutan
peristiwa
- Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi (
cerpen,novel,roman) tetapi juga terdapat dalam tulisan nonfiksi (biografi,
cerita nyata dalam surat kabar,sejarah,riwayat perjalanan)
Macam
/ pola pengembangan paragraf naratif
- Narasi ekspositoris/nonfiksi/informatif adalah cerita yang benar-benar terjadi (cerita kepahlawanan, sejarah, biografi/otobiografi, cerita nyata dalam surat kabar)
- Narasi sugestif/fiksi/artistik adalah cerita yang menonjolkan khayalan sehingga pembaca terkesan dan tertarik dan seakan-akan terhayut,bahkan merasa mengalami cerita tersebut( cerpen, novel dll)
Contoh-contoh paragraf naratif
- Pernah suatu ketika aku bermimpi bertemu seorang kakek berjenggot panjang yang menyuruhku untuk pergi ke arah timur . Aku tidak mengerti apa maksudnya. Sesudah bangun , keinginan untuk memenuhi perintah si kakek itu seperti tidak terbendung. Aku harus pergi ke arah timur. Timur…timur mana ? Jakarta Timur? ……( Narasi sugestif)
2. Patih Pranggulang menghunus pedangnya.
Ia mengayunkan pedang itu dengan cepat ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh,
sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih
Pranggulang memungut pedang dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar.Tiga
kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi semuanya gagal (Narasi
sugestif)
3. Hari-hariku sebagai pekerja
perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat dan melelahkan.
Bayangkan pagi-pagi sekali aku harus bangun dan menyiapkan sarapan anak-anakku.
Sebelumnya, aku tentu harus memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil.
Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil.
Setelah beres urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan yang
mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus.(Narasi ekspositoris)
4. Ratusan warga mengalami keracunan.
Musibah itu terjadi enam jam setelah mereka menikmati hidangan dalam hajatan
sunatan di rumah Slamet Riyadi (38), warga Desa Jompo Kulon, Kecamatan
Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sekitar 200 penduduk dari beberapa
desa dibawa ke rumah sakit di puskesmas. Tak ada korban meninggal dalam musibah
tersebut. ( Narasi ekspositoris)
C.
Jenis Paragraf
Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Keraf (1980:63-66) memberikan
penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat
dan tujuannya sebagai berikut.
:
a) Paragraf pembuka
Merupakan paragraf yang berfungsi sebagai pengantar menuju
masalah yang akan dijelaskan atau dibicarakan. Sebagai bagian yang mengawali
sebuah karangan paragraf pembuka harus dapat difungsikan untuk mengantar pokok
pembicaraan, menarik minat dan perhatian pembaca, menyiapkan atau menata
pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Paragraf
pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menawan pembaca. Untuk itu bentuk-bentuk
berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu :
·
Kutipan, peribahasa, anekdot
·
Uraian mengenai pokok pembicaraan
·
Sesuatu tantangan atas pendapat atau pernyataan
seseorang
·
Uraian tentang pengalaman pribadi
·
Uraian mengenai maksud dan tujuan penulis
·
Sebuah pertanyaan
·
Memberikan latar belakang, suasana atau watak
·
Melukiskan sejarah atau riwayat hidup seseorang
·
Membuka karangan dengan satu definisi istilah
·
Memulai karangan dengan percakapan yang menarik
·
Menyentak pembaca dengan suatu pertanyaan
·
Memberikan ringkasan isi karangan
b)
Paragraf
penghubung atau pengembang
Merupakan paragraf yang bertujuan mengembangkan pokok
pembicaraan suatu karangan yang telah dirumuskan dalam paragraf pembuka yang
berisi contoh-contoh dan ilustrasi, inti permasalahan dan uraian pembahasan.
Paragraf
pengembang dalam karangan dapat difungsikan :
·
Mengemukakan inti persoalan
·
Memberi ilustrasi dan contoh
·
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada
paragraf berikutnya
·
Meringkas paragraf sebelumnya
·
Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan
c) Paragraf penutup
Merupakan paragraf yang berfungsi untuk mengakhiri bagian
karangan (sub bab, bab) atau seluruh karangan. Paragraf ini berisi simpulan
yang dipaparkan dalam paragraf penghubung, tetapi dapat juga berisi penegasan
kembali tentang maksud penulis yang penting dalam pragraf penghubung.
Penyajian
paragraf penutup untuk mengakhiri karangan. Bagian akhir karangan harus
memperhatikan :
·
Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh
terlalu panjang, untuk menyeimbangkan antara pembuka, penghubung dan penutup.
·
Isi paragraf harus berisi simpulan sementara
atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
·
Hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan
yang mendalam bagi pembacanya.
2.3 SYARAT
– SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu
kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
a) Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah
paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat
yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun
kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang
menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan,
tidak utuh.
Kalimat yang
menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah
ini.
Jateng sukses,
Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah
selesaipertandingan final Kejurnas TinjuAmatir, Minggu malam, di Gedung
Olahraga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa,
ibu kota Propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena yang
diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali
perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik
yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling
tinggi yang pemah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu. Dalam paragraf
itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat
tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
b) Kepaduan
Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat
melalui penyusunan secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata)
pengait kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat
dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau
keluar dari permasalahan yang dibicarakan
Pengait
Paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, berupa :
1) Ungkapan penghubung transisi,
2) Kata ganti, atau
3) Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).
Ungkapan pengait antar kalimat dapat berupa penghubung/transisi.
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, berupa :
1) Ungkapan penghubung transisi,
2) Kata ganti, atau
3) Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).
Ungkapan pengait antar kalimat dapat berupa penghubung/transisi.
·
Beberapa
Kata Transisi
2. Hubungan
tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambah pula, di samping itu,
lalu, berikutnya,demikian pula, begitu juga, di samping itu, lagi pula.
3. Hubungan
pertentangan :akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun
demikian,sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
4. Hubungan perbandingan : sama dengan
itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan.Itu.
5. Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi,
akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh seba itu
6. Hubungan
tujua: untuk itu, untuk maksud itu
7. Hubungan
singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan
kata lain,Sebagai simpulan.
8. Hubungan waktu : sementara itu, segera
setelah itu, beberapa saat kemudian
9. Hubungan
tempat :berdekatan dengan itu
Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.
Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para pemburu saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik uang yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 persen,
Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, dan bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf terasa sekali, serta urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.
Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.
Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para pemburu saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik uang yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 persen,
Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, dan bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf terasa sekali, serta urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.
Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti
orang maupun kata ganti yang lain.
(1)
Kata
Ganti Orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf,
kita banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk
menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang.dimaksud adalah
saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama), engau,kau, kamu, mu,kamu
sekalian (kata ganti orang kedua),’ dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata
ganti orang ketiga). Hal ini dapat kita lihat pada contoh berikut ini.
Rizal, Rustam, dan
Cahyo adalah teman sekolah sejak SMA hingga perguruan tinggi. Kini mereka sudah
menyandang gelar dokter dari sebuah universitas negeri di Jakarta. Mereka
merencanakan mendirikan suatu poliklinik lengkap dengan apoteknya. Mereka
menghubungi saya dan mengajak bekerja sarna, yaitu saya diminta menyediakan
tempatnya karena kebetulan saya memiliki sebidang tanah yang letaknya
strategis, Saya menyetujui permintaan mereka.
Kata mereka dipakai sebagai pengganti kata Rizal,
Rustam, dan Cahyo agar nama orang tidak disebutkan berkali-kali dalam satu
paragraf. Penyebutan nama orang yang berkali-kali dalam satu Paragraf akan
menimbulkan kebosanan serta menghilangkan keutuhan paragraf. Hal ini dapat dilihat
dalam kalimat di bawah ini.
Hajjah Utamiwati adalah ketua
majelis taklim di desa ini. Rumah Hajjah Utamiwati terletak dekat masjid Nurul
Ittihad.
Pengulangan Hajjah Utamiwati akan menimbulkan kesan kekurang paduan dua
kalimat itu. Kesannya akan lain jika kalimat itu diubah sebagai berikut.
Hajjah Utamiwati adalah ketua
majelis taklim di desa ini. Rumahnya terletak dekat masjid Nurul Ittihad.
Bentuk -nya dalam kalimat di atas adalah bentuk singkat kata ganti orang
ketiga, yaitu Hajjah Utamiwati. Dengan demikian, kepadu kalimat-kalimat itu
dapat kita rasakan.
Penggunaan kata ganti orang ketiga tunggal, beliau, dapat dilihat pada
kalimat berikut ini.
Ibu Sud adalah pencipta lagu empat
zaman yang sangat produktif. Beliau telah menciptakan tidak kurang dari dua
ratus buah lagu.
Semua kata ganti orang hanya dapat menggantikan nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan. Kalirnat berikut itu memperlihatkan hal yang dipersonifikasikan dari subjek kalimat. Oleh sebab itu, kalimat ini masih dibenarkan.
Semua kata ganti orang hanya dapat menggantikan nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan. Kalirnat berikut itu memperlihatkan hal yang dipersonifikasikan dari subjek kalimat. Oleh sebab itu, kalimat ini masih dibenarkan.
Pada tahun yang lalu India dilanda
kelaparan. Ia mengharapkan uluran tangan negara lain.
Sudah dikatakan bahwa kata ganti orang hanya dipakai untuk menggantikan
nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan. Dalam hal ini, bentuk -nya
merupakan pengecualian. Bentuk -nya tidak hanya menggantikan nama orang dan hal
yang dipersonifikasikan, tetapi juga menggantikan benda-benda yang tidak
bemyawa.Hal ini dapat dilihat pada kalimat berikut :
Sepatu saya sudah rusak. Saya harus segera menggantinya.
Kain bahan celana ini pas-pasan. Si penjahit harus pandai memotongnya.
Dalam masalah pemakaian kata ganti orang ketiga, kata ganti itu harus digunakan pada tempatnya yang tepat.
Sepatu saya sudah rusak. Saya harus segera menggantinya.
Kain bahan celana ini pas-pasan. Si penjahit harus pandai memotongnya.
Dalam masalah pemakaian kata ganti orang ketiga, kata ganti itu harus digunakan pada tempatnya yang tepat.
>>>Buku Sutan Takdir Alisjahbana banyak sekali.
Beliau adalah budayawan yang sangat disegani.(Salah)
>>>Sutan Takdir Alisjahbana mengarang buku banyak sekali.
Beliau adalah budayawan yang sangat disegani. (Betul)
>>>Hutan-hutan di Indonesia habis ditebangi oleh orang yang
tidak bertanggung jawab.
Mereka hanya mementingkan diri sendiri.(Salah)
>>>Orang-orang yang tidak bertanggung jawab menebangi hutan-hutan
di Indonesia habis-habisan.
Mereka hanya mementingkan diri sendiri. (Betul)
>>>Di mana-mana pabrik didirikan oleh konglomerat.
Dengan demikian, mereka menganggap bahwa masalah pengangguran telah
teratasi. (Salah)
>>>Di mana-mana konglomerat mendirikan pabrik. Dengan demikian, mereka menganggap bahwa rnasalah pengangguran telah teratasi. (Betul)
>>>Di mana-mana konglomerat mendirikan pabrik. Dengan demikian, mereka menganggap bahwa rnasalah pengangguran telah teratasi. (Betul)
(2)
Kata
Ganti yang Lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam meneiptakan
kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di
atas, di sana, di sini dan sebagaia. Perhatikan contoh berikut .
ltu asrama mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih gelar sarjana. Orang tua mereka juga sering berkunjung ke situ.
ltu asrama mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih gelar sarjana. Orang tua mereka juga sering berkunjung ke situ.
(3) Kata Kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa
pengulangan kata-kata kunci, seperti kata sampah pada contoh paragraf yang
pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati
(tidak terlalu sering).
2.4 ASAS
– ASAS PARAGRAF YANG BAIK
Dalam mengelola paragraf
yang baik perlu menerapkan enam asas yang berkenaan dengan gagasan. Keenam asas
tersebut menyangkut tatanan dalam menyampaikan gagasan. Keenam asas dalam
menuangkan gagasan dalam paragraf, adalah sebagai berikut :
1.
Kejelasan,
berarti sifat tidak samar-samar sehingga tiap butir fakta atau pendapat yang
dikemukakan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca. Karangan tersebut mudah
dipahami dan tidak mungkin disalahtafsirkan.
2.
Keringkasan, berarti
karangan tersebut tidak pendekatau singkat, melainkan bahwa karangan itu tidak
berboros kata, tidak berlebih0lebihan dengan ungkapan, tidak mengulang-ulang
butir ide yang sama, tidak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan.
3.
Ketepatan, berarti
bahwa karangan dapatmenyampaikan butir-butir penetahuan kepada pembaca dengan
kecocokan sepenuhnya seperti maksud penulis. Ketepatan juga meliputi ketepatan
menaati aturan taat bahasa, ejaan, tanda baca, peristilahan, kelaziman bahasa,
dan sebagainya.
4.
Kesatupaduan,
artinya segala sesuatu yang disajikan dalam karangan harus berkisar, bergayutan
dan relevan pada satu gagasan pokok atau pikiran utama karangan.
5.
Pertautan atau
kherensi, asas yang menghendaki agar ada saling kait antar kalimat dalam
kalimat dalam paragraf dan antar paragraf. Pertautan menghendaki agar jangan
sampai ada kata atau frasa yang tidak jelas rujukannya.
Harkat asas yang menghendaki agar
karangan benar-benar berbobot, kita harus menerapkan hukum DM dalam membangun
paragraf, dengan satu D dan jumlah M yang memadai, yang lengkap. Asas harkat
juga disebut asas pengembangan yang memadai (dalam B. Inggris, adequate development).
2.5 TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan
paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf.
Berdasarkan Teknik :
·
secara
alamiah ; a. Urutan ruang ,b. Urutan waktu, (2) Klimaks dan antiklimaks, (3)
Umum ke Khusus
Berdasarkan Isi :
·
perbandingan
dan pertentangan,
·
analogi,
·
contoh-contoh,
·
sebab-akibat,
·
definisi
luas,
·
klasifikasi
Berdasarkan Teknik
(1) Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek
atau kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan :
a)
Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnya yang
berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari
luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya.
b)Urutan
waktu (urutan kronologis) yang
menggambarkan
urutan terjadinya
peristiwa,
perbuatan atau tindakan.
(2) Klimaks dan Antiklimaks
Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang
dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan
gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau
kepentingannya.
(3) Umum ke Khusus, Khusus ke Umum
Cara ini paling banyak digunakan dalam pengembangan paragraf, baik dari
umum ke khusus atau sebaliknya dari khusus ke umum. Dalam bentuk umum ke
khusus, pikiran utama diletakkan pada awal paragraf, kemudian diikuti dengan
perincian-perincian. Sebaliknya dari khusus ke umum, dimulai dengan
perincian-perincian dan diakhiri dengan kalimat utama. Karya ilmiah umumnya
berbentuk deduktif artinya dari umum ke khusus.
Salah satu kedudukan bahasa
Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak
dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini
dimungkinkan oleh kenyatan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia
telah menjadi Lingua Franca selama berabad-abad di seluruh tanah air
kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa”,
maksudnya persaingan bahasa daerah satu dengan bahasa daerah yang lain untuk
mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional
.
Berdasarkan Isi
Perbandingan dan Pertentangan
Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha
membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis menunjukkan
persamaan dan perbedaan antara 2 hal tersebut.
Yang
dapat dibandingkan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu
mempunyai persamaan dan perbedaan.
Perhatikan
paragraf berikut ini :
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik
dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa yang
diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling senang mengenakan pakaian yang
praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth Thatcher.
Sejak menjadi pemimpin parta konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan
rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung
berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke
pemakaman dan upacara resmi pembukaan parlemen.
Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal
umum dengan yang tidak atau kurang dikenal umum. Gunanya untuk menjelaskan hal
yang kurang dikenal tersebut.
Perhatikan
paragraf berikut ini :
Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan.
Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang.
Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau. Jakarta-Surabaya telah
dapat ditempuh dalam sehari. Deretan gerbong yang panjang penuh barang dan
orang, hanya ditarik dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api
telah membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah air dengan garis hitam,
semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak
lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan bukan lagi monopoli gajah dan
badak, tepapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia.
(3)
Contoh-contoh
Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikan
penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkret.
Dalam hal ini sumber pengalaman sangat efektif.
Perhatikan
paragraf berikut ini :
Masih berkisar tentang pencemaran
lingkungan, Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto, memberi contoh tentang jambu mete
di Mayong Jepara yang diserang ulat kipat atau Cricula Trifenestrata.
Ulat ini timbul akibat berdirinya peternakan ayam di tengah-tengah perkebunan
tersebut…
Sebab – Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam
hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat
sebagai pikiran penjelas. Dapat juga sebaliknya. Akibat sebagai pikiran
utama dan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejulah penyebab sebagai
perinciannya.
Perhatikan
paragraf berikut ini :
Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet
dan semarawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan
perdagangan dan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar
pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai
batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang.
Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki
lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetam
lalu lintas.
Definisi Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa
menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea.
Perhatikan
paragraf berikut ini :
Pengajaran mengarang sebagai kegiatan terpadu,
biasanya ditunda sampai siswa agak mampu menggunakan bahasa lisan, seperti
dalam pelajaran membaca. Pada tahap awal, latihan mengarang itu biasanya
digunakan untuk memperkuat kemampuan dasar seperti : ejaan, pungtuasi, kosa
kata, kalimat, dan lain-lain. Kemudian kemampuan mengarang dijadikan pelajaran
tersendiri, yakni pengajaran mengarang. Jadi, mengarang adalah suatu kemampuan
yang kompleks yang menggabungkan sejumlah unsur kemampuan yang berlain-lainan.
Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang
mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke
dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Perhatikan
paragraf berikut ini :
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis,
dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan
kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan
kebahasaan ialah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan
kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemapuan pengembangan ialah kemampuan
menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan
kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Karangan yang
pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang
saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph / alinea.
Untuk dapat membuat suatu paragraph yang baik harus memiliki dua ketentuan
yakni kesatuan paragraph dan kepaduan paragraph.
Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
1. Kemampuan
memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan
bawahan;
2. Kemampuan
mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
SARAN
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam
mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia.Karena dengan itu dapat menambah wawasan
kita. Misalnya dalam pembuatan suatu paragraf, kita tidak keliru lagi. Lebih
memahami unsur-unsur yang menyangkut suatu paragraf.
DAFTAR
PUSTAKA
Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta
Chaer, A. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar